Dalam Doaku

Dalam Doaku

(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak “Hujan Bulan Juni”)

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu

In My Prayers
Sapardi Djoko Damono
(translated by John McGlynn in the book Before Dawn Yayasan Lontar, 2005)

In my prayers this morning you became the sky 
which through the entire night did not close its eyes, a clear expanse
ready to receive the first light, a curve of silence in wait of sound 

as the sun drifted above my head,
you became in my prayers the tips of pines,
eternally green and forever presenting abstruse questions to the wind
that hisses from directions unknown 

in my prayers at dusk you
became the sparrow that fluffed its feathers in the mist,
alighted on the branch and felled the tassel of the guava flowers
and then in sudden excitement
flew away to alight on the mango branch 

in my prayers this evening you became the distant wind
that descended ever so slowly,
tiptoed down the path and slipped through the cracks of the panes
and door to press its cheeks and lips against my hair, chin and eyelashes 

in my prayers tonight you became the beating of my heart
that has so patiently endured what seems to be limitless pain
and faithfully revealed one secret after another, the unending song of my life 

i love you, and for that reason, will never stop praying for your well-being  

(Sapardi Djoko Damono, 1989 Hujan Bulan Juni)
~translated by John McGlynn~

 

 

 

 

 

 

Lead Kindly Light

lead

Lead, Kindly Light 

Lead, kindly Light, amid the encircling gloom,
Lead thou me on!
The night is dark, and I am far from home,–
Lead thou me on!
Keep thou my feet; I do not ask to see
The distant scene,–one step enough for me.

I was not ever thus, nor prayed that thou
Shouldst lead me on:
I loved to choose and see my path, but now
Lead thou me on!
I loved the garish days, and, spite of fears,
Pride ruled my will: remember not past years.

So long thy power hath blessed me, sure it still
Will lead me on;
O’er moor and fen, o’er crag and torrent, till
The night is gone;
And with the morn those angel faces smile
Which I have loved long since, and lost awhile.                              (~~ John Henry Newman~~)

Puisi ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh W.S. Rendra Bimbinglah Daku Sinar Budiman. Peulisnya, John Henry Newman (1801 ~ !890),  semula merupakan pendeta pada Gereja Anglikan di Oxford, Inggris, di mana ia menggerakkan Oxford Movement. Ini adalah sebuah gerakan yang memperjuangkan “unsur” Katolik dalam Gereja Anglikan misalnya : suksesi apostolik, liturgi dan hidup membiara. Newman membela Anglikanisme sebagai jalan tengah antara Protestanisme dan Katolisisme. Dalam Thirty Nine Articles (1841) ia membandingkan posisi dogmatik Gereja Anglikan dengan keputusan Konsili Trento. Ia kemudian banyak dicela dan diminta diam. Ia meninggalkan Gereja Anglikan pada 1845.. Newman menulis beberapa buku yang terkenal : Apologia pro Vita Sua (1864), The Dream of Gerontius (1865) dan Grammar of Assent.  Ia diangkat menjadi kardinal dalam Gereja Katolik pada 1879.

Related Post :

libera sings Lead Kindly Light:

http://www.youtube.com/watch?v=AgxNlS5VSIM

Happy New Year, Be Still My soul

sand

“I said to my soul,        be still and wait       without hope,          for hope would be hope for the wrong thing;

wait without love, for love would be love of the wrong thing; there is yet faith, but the faith and the love are all in the waiting.

Wait without thought, for you are not ready for thought: So the darkness shall be the light, and the stillness the dancing.”

~ T.S. Eliot

Bimbinglah Daku Sinar Budiman

Lama aku tak membeli buku kumpulan puisi : tak lagi tune in, tak lagi bergaul dengan para swastrawan, membuatku miskin imajinasi estetika. Tapi kemarin seorang sahabat membagikan puisi ini di wall FB-nya. Perlahan puisi ini menyentuh lagi hatiku. Rendra (ehm, masih WS Rendra) memang hebat, dan mungkin John Henry Newman-nya juga hebat (harus cari tahu siapa beliaunya ini). Dan mungkin timing-nya juga pas, Desember — when i need to come home, deep in the core of my buddhi — saat yang baik buat refleksi.

Oh ya, puisi terjemahan ini dimuat pada majalah kebudayaan Basis, Oktober 1961. Pendiri dan pemred majalah ini Father Dick Hartoko, SJ adalah dosenku Estetika dan Sejarah Pemikiran Barat. Aku selalu ingat, kami dari Bulaksumur mendatangi beliau ke Kotabaru. Hmmm….kangen Fr. Dick from above please pray for me.

Bimbinglah Daku, Sinar Budiman

Bimbinglah daku, Sinar Budiman, di tengah pelukan gelap gulita
Bimbinglah daku untuk maju!
Malampun pengap, dan daku jauh dari rumahku –
Bimbinglah daku untuk maju!
Jagalah kakiku; tiada hasratku menaksir jarak;
Selangkahpun telah memadai.

Jarangkali aku begini, jarang pula berdoa
agar Kau bimbing daku;
Dulu kusenang memilih dan menentukan jalanku;
tapi kini: bimbinglah daku!
Dulu kusenang pada hari berkilauan, dan tanpa takut
keangkuhan merajai kehendakku: tanpa mengingat masa yang lewat.

Selama kekuasaanmu merestui daku, pastilah ia
akan membimbing daku;
melintasi padang dan paya, melintasi karang curam dan kali yang deras,
sampai malam pergi lalu;
Dan bersama pagi wajah-wajah malaekatpun tersenyum padaku,
wajah-wajah yang telah lama kucinta, dan hilang sementara.

John Henry Newman
Aslinya: “Lead Kindly Light”
Diindonesiakan oleh W. S. Rendra

 

MEDITASI : Sikap Tubuh

Pikiran dan tubuh saling berhubungan satu sama lain. Ada banyak petunjuk bagaimana sikap tubuh dalam meditasi. Berikut ini disebut posisi duduk tujuh titik.

Patung Budha dalam posisi lotus penuh / vajra

1. KAKI

Posisi terbaik adalah posisi vajra / teratai penuh : duduk bersila dengan kedua betis bersilang, telapak kaki mengahadap ke atas dan ditempatkan di atas paha kaki sisi lainnya. Posisi ini sulit bagi yang belum terbiasa. Cara lain adalah dengan posisi setengah teratai : telapak kaki kiri berada di atas lantai di bawah betis kanan dan telapak kaki kanan berada di atas paha kiri. Cara yang lebih sederhada lagi adalah duduk dengan posisi betis silang dengan kedua kaki terletak di atas lantai

2. LENGAN

Telapak tangan kita letakkan di atas pangkuan, kita-kira sedikit di bawah pusar, tangan kanan di atas yang kiri, telapak tangan menghadap ke atas, jari-jari lurus. Kedua telapak agak ditekuk sehingga kedua ibu jari membentuk segitiga. Lengan jangan merapat pada tubuh.

3.PUNGGUNG

Punggung tegak tetapi rileks, ini berguna agar energy mengalir bebas dan juga agar kita bisa bertahan untuk bermeditasi dalam jangka waktu yang lama.

4. MATA

Bagi pemula lebih mudah berkonsentrasi bila mata tertutup. Tetapi mata menutup cenderung membuat kita mengantuk dan berkhayal. Bila kita sudah cukup terlatih kita coba agar mata sedikit terbuka untuk masuknya sedikit cahaya.  Arahkan pandangan ke bawah.

5. RAHANG dan GIGI

Rahang harus di lemaskan. Ada sedikit jarak antara gigi atas dan bawah. Mulut juga harus rileks, bibir terkatup dengan lembut.

6. LIDAH

Ujung lidah menyentuh langit-langit mulut tepat di belakang gigi atas. Cara ini bertujuan  untuk mengurangi aliran ludah dan gerakan reflex menelan yang merupakan penghalang ketika konsentrasi kita sedang meningkat.

7. KEPALA

Leher agak ditekuk sedikit sehingga pandangan terarah pada lantai di depan kita. Jika kepala terlalu tinggi pikiran kita akan berkelana dan bila kepala terlalu rendah kita akan mengantuk.

posisi lotus atau teratai penuh

half lotus atau posisi setengah teratai

Posisi vajra atau teratai penuh

postur yoga berlutut

 

MEDITASI : Kendala yang Dihadapi

  1. Resah dan Galau : bisa terjadi karena dua hal internal dan internal. Cara mengatasinya dengan mencoba konsentrasi pada nafas. Lihat latihan pertama. Perhatikan posisi tulang punggung dan kepala ( punggung tegak, kepala agak condong ke depan dan dagu sedikit mengarah ke dalam). Bila kepala terlalu tinggi pikiran cenderung berkelana. Kurangi cahaya di dalam ruangan.
  2. Mengantuk dan bosan : Bukalah mata setengah dan pandangan di arahkan ke lantai di depan kita. Bisa juga tambahkan cahaya. Bila masih terus mengantuk istirahatlah, basuh  muka dengan air dingin atau menghirup udara segar.
  3. Tubuh tidak Nyaman : kalau belum terbiasa posisi duduk kita bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Tetapi tubuh yang tidak nyaman berhubungan dengan pikiran yang resah. Baik kalau kita mengenali sumber keresahan ini. Bila tetap belum merasa nyaman gantilah posisi duduk. Ingat bahwa meditasi adalah aktivitas pikiran dan bukan terutama aktivitas badan.
  4. Suara : paling ideal adalah kita melaksanakan meditasi di tempat yang hening. Tetapi tidak realistis jika kita selalu berharap pada situasi ideal. Cara mengatasinya dengan menyadari apa yang berlangsung di dalam pikiran kita, waspada pada suara tersebut tetapi tak perlu bereaksi terhadapnya. Cara lebih mudah memang kita bisa bisa mengatur jadwal/ waktu yang tepat agar suara-suara tersebut agak terkurangi.
  5. Bayangan dan sensasi aneh: dalam bermeditasi adalah pengalaman yang biasa jika kita melihat bayangan aneh muncul dam pikiran, atau sensasi tubuh terangkat ke atas atau mengambang. Hal ini adalah reaksi normal pikiran sedang menyesuaikan diri dengan aktivitas baru. Jangan melekat pada situasi ini atau ingin menglanginya lagi. Teruskan saja aktivitas meditasi.
  6. Ingin hasil yang instan: kita telah berlatih meditasi berbulan-bulan tetapi mungkin merasa tak banyak kemajuan. Bersabar dan jangan khawatir. Perubahan positif tidak terjadi secara mendadak, tetapi sangat perlahan-lahan.

MEDITASI (Latihan untuk Pemula)

Berlatih meditasi bersama guru saya Father Sebastian Painadath SJ dari Sameeksha Center, Kerala, India

I. Nasihat untuk Pemula 

  1. Latihan teratur : cobalah berlatih setiap hari atau setidaknya beberapa kali dalam seminggu. Jika dalam jangka waktu lama tidak berlatih, kita akan sukar memulai kembali. Berlatihlah meditasi dalam keadaan apapun, juga pada saat kita merasa sulit berkonsentrasi.
  2. Tempat Meditasi : jika mungkin sediakan sebuah ruangan atau sebuah pojok ruangan khusus untuk meditasi. Siapkan tempat duduk di lantai, di kasur / sofa atau sebuah kursi bersandaran tegak. Baik juga bila kita menyediakan sebuah meja rendah / altar di depan kita untuk meletakkan patung / gambar / korpus yang menginspirasi, atau lilin, dll. Idealnya tempat ini adalah sudut yang tenang. Tetapi dalam situasi yang tidak memungkinkan bisa saja bermeditasi di tempat ramai bahkan di penjara.
  3. Memlilih Latihan : Sebaiknya mulai dengan meditasi pernafasan. Setelah terbiasa bisa mulai latihan meditasi sesuai kebutuhan. Misalnya meditasi tentang kesabaran, ketidakkekalan, penyucian diri, dst.
  4. Periode Pendek : Pada latihan awal kita bisa berlatih dalam rentang waktu yang pendek saja, misalnya 10 – 30 menit, akhiri latihan selagi tubuh dan pikiran masih segar. Jangan jadikan meditasi sebagai beban.
  5. Rileks tapi Jangan Lengah : Dengan teguh bulatkanlah tekad untuk meninggalkan semua masalah. Ingatlah sejenak hal-hal / waktu yang menyenangkan dan membangkitkan semangat dalam hidup kita, jika ini dapat membantu. Perlahan-lahan pikiran kita menjadi tenang dan jernih. Tetapi tetap waspada, perhatikan pikiran, perasaan, gambaran dan sensasi yang muncul tanpa terlibat di dalamnya. Pusatkan perhatian pada nafas.
  6. Jangan Menetapkan Harapan / Target.  Mungkin saja suatu saat kita bisa menemukan pengalaman yang menentramkan dalam bermeditasi tetapi tidak jarang pula justru tetap saja berada dalam kondisi galau. Hal ini wajar. Jangan putus asa jika belum menemukan pengalaman yang menyenangkan dalam waktu singkat. Kenali keterbatasan dan kemampuan kita.
  7. Berlatih Bersama Guru atau Teman (jika mungkin). Seorang guru bisa membimbing kita tidak terutama pada teknik bermeditasi itu sendiri, tetapi lebih pada sikap hidup. Bisa juga kita belajar bersama seorang teman / praktisi meskipun mungkin ia juga seorang pemula. Guru dan teman akan memberi dukungan dan penguatan kepada kita.
  8. Jangan Berpromosi. Kita kadang cenderung bercerita pada orang lain jika menjumpai pengalaman baru dan menyenangkan. Kurangi kebiasaan ini. Pengalaman meditasi hanya baik dibahas bersama guru atau teman dekat yang juga mempraktikkannya. Lanjutkan hidup seperti biasa sesudah kita mempraktikkan meditasi. Tidak perlu melakukan perubahan besar dalam cara hidup kita, misalnya : cara berpakaian, dsb. Meditasi adalah aktivitas internal bukan eksternal.

 II. Latihan Pertama (Pernafasan)

  1. Duduklah bersila di lantai. Kepala dan punggung tegak tetapi tetaplah dalam keadaan yang nyaman. Letakkan kedua tangan dalam keaadaan rileks di atas lutut. Jika belum terbiasa bersila, bisa juga duduk tegak di sebuah kursi.
  2. Kalau pikiran kita masih galau, cobalah mengenang saat membahagiakan dalam hidup kita : masa kanak-kanak dahulu, ataau membayangkan berada di tepi sungai bening yang gemercik airnya dengan kicau merdu burung-burung. Hal ini akan membantu pikiran  kita lebih tenang dan damai.
  3. Setelah tenang, pusatkan perhatian pada lubang hidung. Rasakan sensasi lembut ketika udara masuk melalui lubang hidung, mengalir di dalam tubuh, lalu mengalir ke luar lagi melalui lubang hidung. Bisa juga pusatkan perhatian kita kembang kempisnya rongga perut dalam setiap tarikan nafas. Arahkan kembali pikirkan ke kedua titik ini, setiap kali pikiran kita berkelana.
  4. Hitunglah nafas kita. Satu tarikan dan hembusan merupakan satu hitungan. Ini berguna untuk memusatkan pikiran. Kita bisa berkata misalnya “ Nafas masuk nafas keluar satu, nafas masuk nafas keluar dua, dst.” Hitunglah sampai tarikan dan hembusan yang ke sepuluh, lalu mulai lagi dengan hitungan satu.
  5. Jika pikiran kita telah stabil, abaikan penghitungan. Bernafaskan dengan lembut dan alami. Jika pikiran kita terpecah, kembalikan konsentrasi pada pernafasan atau mulai menghitung lagi. Bersabarlah. Bayangkan pikiran kita seperti langit jernih : awan dan mendung biasa melintasi langit tetapi mereka akan berlalu.
  6. Akhiri latihan ketika tubuh dan pikiran masih segar. Puaslah dengan latihan ini, apapun kondisi pikiran yang kita alami. Bergembiralah dengan energi positif yang telah kita daatkan dan limpahkan energi ini bagi semua makhluk : semoga pikian mereka terbebas dari penderitaan dan dipenuhi dengan kegembiraan dan kedamaian.

 Meditasi dengan posisi teratai (padmasana)

MEDITASI

I. Definisi, Tujuan

Menurut Webster New World Dictionary meditasi didefinisikan sebagai berikut :

  1. Tindakan meditasi ; pikiran yang terus mendalam.
  2. Refleksi mendalam tentang berbagai hal sebagai tindakan keagamaan / ibadah / beragama.

 Sedangkan menurut Kathleen McDonald (Sangye Khadro) meditasi adalah suatu bentuk aktivitas kesadaran mental yang melibatkan salah satu bagian dari pikiran untuk mengamati, menganalisis, dan berhadapan  dengan bagian lain dari pikiran kita. Meditasi bisa diwujudkan alam berbagai bentuk : memusatkan perhatian pada satu objek (internal), berusaha memahami beberapa masalah pribadi, membangkitkan kasih saying bahagia bagi seluruh manusia, berdoa kepada objek yang dipuja atau berkomunikasi dengan kebijaksanaan yang ada dalam batin kita sendiri.

 Ada banyak definisi dan teknik meditasi juga tujuan kenapa sesorang tertarik untuk melakukan meditasi. Tetapi untuk medalami apa itu meditasi mungkin baik jika kita memahami apa YANG BUKAN MEDITASI :

  1. Meditasi bukanlah aktivitas badan. Meditasi bukanlah sekedar duduk dengan posisi tertentu, benafas dengan teknik tertentu dan bertujuan merasakan sensasi kenyamanan tertentu. Meditasi adalah aktivitas pikiran dan bertujuan untuk mentransformasikan pikiran dan menjadikannya lebih positif.
  2. Meditasi bukanlah sebuah pengembaraan pikiran atau melarikan diri. Sebaliknya bermeditasi adalah  sepenuhnya jujur terhadap diri sendiri. Melalui meditasi kita bisa mengenali aspek negative dalam diri kita : amarah, hawa nafsu, sombong, iri hati,  dsb dan mengubah pikiran kita untuk berpikir dan bertindak lebih realistis dan jujur.

 TUJUAN jangka panjang dalam bermeditasi adalah pencerahan. Tetapi seiring dengan seringnya melakukan meditasi kita akan memperoleh tujuan jangka pendek yang bermanfaat. Kita menjadi lebih mampu mengembangkan jati diri yang lebih positif dan realistis sehingga mengurangi rasa cemas. Kita belajar untuk mengurangi harapan yang tidak realistis dari orang-orang dan benda-benda di lingkungan kita. Dengan demikian kita mengalami hanya sedikit kekecewaan, hubungan dengan orang lain menjadi lebih baik dan hidup menjadi lebih stabil.

 II. Dua Jenis Meditasi

Menurut tradisi Tibet meditasi (gom = mengenali) dapat dikelompokkan dalam dua jenis:

  1. Meditasi Stabilisasi

Meditasi jenis ini digunakan untuk mengembangkan konsentrasi pikiran untuk mencapai ketenangan. Pikiran kita terbiasa sibuk, tidak focus dan meloncat-loncat. Meditasi stabilisasi adalah satu upaya untuk menempatkan pikiran di bawah kendali. Untuk ini kita tidak perlu mengasingkan diri ke tempat-tempat terasing, tetapi bahkan dalam rutinitas sehari-hari kita bisa berlatih meditasi ini selama 10 – 15 menit setiap hari misalnya.

2. Meditasi Analitis

Meditasi jenis ini bertujuan mengembangkan kebijaksanaan atau pemahaman yang benar atas segala sesuatu sehingga mencapai “kebijaksanaan khusus”  yang bisa memahami sifat dasar segala sesuatu. Dalam meditasi analitis kita mengenali kenyataan sebab akibat, misalnya ; kondisi kita sekarang merupakan hasil perbuatan kita di masa lampau dan merupakan sebab bagi kondisi kita yang akan datang; juga tentang kenyataan bahwa segala sesuatu tidak memiliki sifat abadi bawaan.

 Kedua jenis meditasi ini saling melengkapi dan bisa digunakan bersama dalam satu periode meditasi.

When I say “I am Christian”

By:  Carol Wimmer

NO, VERONIKA DECIDES TO LIVE.

When I say…” I am a Christian”
I’m not shouting “I am saved”
I’m whispering “I get lost”
“That is why I chose this way”

When I say…”I am a Christian”
I don’t speak of this with pride
I’m confessing that I stumble
and need someone to be my guide

When I say…”I am a Christian”
I’m not trying to be strong
I’m professing that I’m weak
and pray for strength to carry on

When I say…”I am a Christian”
I’m not bragging of success
I’m admitting I have failed
and cannot ever pay the debt

When I say…”I am a Christian”
I’m not claiming to be perfect,
my flaws are all too visible
but God believes I’m worth it

When I say…”I am a Christian”
I still feel the sting of pain
I have my share of heartaches
which is why I seek His name

When I say…”I am a Christian”
I do not wish to judge
I have no authority
I only know I’m loved.


If you’d like to listen the song based on this poem  please click on www.cdbaby.com/wyglad03

But personally, i prefer this one, please click ; When I say “I am Christian” sung by Jack Marti

PS :

I picked this poem from all-creatures.org, spiritual and inspirational poetry archives. Many many thanks dan forgive me. For the original source website click this permalink : http://www.all-creatures.org/poetry/whenisay.html