Serendipity..”luck in making desirable discoveries by accident.” At first, it seems to fit this definition. But then you begin to realize it is no accident, nor is luck. Bless everything today and be joyful your happiness is intended and not an accident. ♥ ♥ ♥
Hal-hal kecil yang tampaknya hanya sebuah kebetulan, sering kali bukanlah sebuah kebetulan. Peristiwa itu dirancang untuk datang pada saat yang tepat dan dengan orang-orang yang tepat. Kalau saya bicara dalam bahasa spiritual mungkin itu adalah sebuah karma baik, yaitu buah dari kebaikan kita di masa lalu. Seperti kisah yang saya alami ini.
Di suatu Sabtu malam saya menyelesaikan pekerjaan saya mengkoordinir pelatihan bagi guru-guru sekolah dasar yang dimulai sejak 2 hari sebelumnya. Para instruktur datang dari Jakarta dan baru akan pulang dengan peasawat pada Minggu pagi. Setelah memastikan bahwa sopir kantor akan mengantar mereka ke bandara esok hari, saya pun pamit pulang, sebab hari keesokan paginya saya harus menghadiri sebuah acara lain.
Saya minta seorang anggota keluarga saya untuk menjemput. Tetapi mobil sedang dipakai oleh anggota keluarga yang lain dan baru bisa dipakai pada pukul sepuluh malam. Maka saya akan dijemput dengan sepeda motor pada pukul tujuh malam. Tetapi ternyata hujan turun sangat deras dengan petir dan guntur menggelagar. Saya membatalkan jemputan dengan motor dan terpaksa mengunggu sampai jam sepuluh malam.
Kami – saya dan empat orang instruktur – merasa sangat lelah maka kami masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat. Tiba-tiba pukul 9 malam, seorang instruktur perempuan menelpon saya dan meminta saya datang ke kamarnya. Ia meminta saya mengeroki punggungnya. Ia terlihat sangat kesakitan. Ia kemudian bercerita bahwa 8 tahun sebelumnya ia pernah menderita lupus. Sampai saat ini pun penyakit itu masih menyisakan penderitaan baginya. Kalau terlalu lelah punggung dan lututnya sangat berasa sakit. Beberapa hari sebelumnya ia pun masih menjalani terapi pada tulang belakangnya.
“Untung Ibu tidak jadi dijemput tadi pukul tujuh. Kalau Ibu pulang, siapa yang menolong saya. Saya tidak bisa minta tolong pada teman-teman instruktur lain karena mereka laki-laki, “ katanya. Tampaknya hanya sebuah kebetulan bahwa hujan deras dan guruh membatalkan kepulangan saya. Tapi bagi saya peristiwa ini bukan kebetulan semata. Peristiwa ini dirancang oleh sang mahahidup agar ibu instruktur itu mendapat pertolongan pada saat yang tepat. Ia mendapatkan kebaikan (pertolongan) pada saat yang tepat karena saya yakin ia sendiri telah berbuat banyak kebaikan pada orang lain. Itulah karma.
Saya lantas teringat peristiwa yang hampir sama berpuluh tahun yang lalu ketika saya masih kuliah di Yogyakarta. Suatu saat saya pulang kampung di Bandar Lampung dengan bus dan kemalaman di jalan. Dulu transportasi belum selancar sekarang. Perjalanan dengan pesawat terbang hanya monopoli anak-anak orang kaya saja. Sejak dari Jakarta, di sebelah saya duduk seorang bapak berusia sekitar 50-an. Dia mengatakan bahwa rumahnya terletak tak jauh dari terminal induk Rajabasa. Ia baru saja menengok anak gadisnya yang kuliah di Jakarta. Menjelang tengah malam bis malam yang saya tumpangi memasuki Bandar Lampung. Dari terminal saya masih harus berganti dua angkot lagi untuk sampai ke rumah. Anehnya bapak ini mengikuti saya, padahal rumahnya tak jauh dari terminal. Ia mengantar saya sampai saya turun dari angkot tepat di muka gang menuju rumah saya. Ketika saya tanya, bapak tadi mengatakan bahwa ia merasa harus mengantar dan memastikan saya aman selamat sampai di rumah. Ia berkeyakinan bahwa jika ia menolong orang lain, maka suatu saat anak gadisnya juga akan ditolong oleh orang lain pada saat ia membutuhkan.
Mungkin itulah karma baik. Tindakan positif akan menuntun pada hasil yang positif. Meski saya yakin bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan haruslah didasarkan pada sikap iklas, tanpa berharap pada imbalan, tetapi karma konon terjadi secara alamiah seperti hukum gravitasi. Bagi saya sendiri hal ini membawa kesadaran bahwa jika saya mengharapkan kebahagiaan dan pengalaman baik di masa datang saya harus melakukan tindakan yang baik di masa kini dan jika berharap untuk terhindar dari kekecawaan maka harus menjauhi tindakan negatif.
“Bahkan perbuatan baik yang sederhana
Akan mendatangkan kebahagiaan pada kehidupan mendatang
Yang telah mencapai kehidupan mulia
Bagaikan benih yang menjadi panen berlimpah.”
~ Dhammapada ~